Minggu, 01 Januari 2023

Pohon Waktu : Akhir?

 Aku terbangun di ruang yang luas dan serba putih. Di depanku terdapat Pohon Waktu sialan ini lagi. Pasir waktu di tengah-tengah pohon itu terlihat masih berjalan. Aku pejamkan sekali mataku lalu kubuka kembali mataku, Pohon Waktu ini sudah berubah menjadi Minotaur.

 
 Sudah menemukan apa yang kamu cari? Aku mengangguk.
 
Jadi, apa yang sudah kamu temukan?.
 
 “Aku memang tidak bisa mengalahkanmu. Hidupku ada di kamu, kan? Jika memang itu waktuku, maka jemputlah aku.”
 
Kamu sudah bisa menerima itu, ya? Bagus lah. Aku sangat bangga sama kamu, Za. Lalu ketakutanmu bagaimana jika Papa dan Mamamu meninggal suatu saat nanti? Aku menunduk dan menguatkan kepalan tanganku. Dengan cepat aku memegang pedangku dan melompat ke arahnya. Ketika di udara, fokusku menuju ke kalung pasir waktu itu.

Kamado Tanjiro! Roronoa Zoro! Mebius! BEST MATCH! Sword Form.

“Teknik Pernafasan Air! Bentuk Pertama! ONI GIRI! (Tebasan Setan)” Dengan cepat aku menebas dua tali kalung. Kalung itu terlepas dan aku berhasil meraih pasir waktunya. Aku melompat ke belakang.


Percuma, kamu juga tidak bisa menggunakannya. Kamu tidak bisa membunuhku. Hanya aku yang bisa membunuhmu dan seluruh populasi di planet sampah tidak berharga ini! Dia tampak murka, dia membalikkan badan menghadapku.

“Siapa bilang aku akan membunuhmu? Teknik Copy-paste : Dr. Strange”. Pasir waktu yang aku pegang berubah menjadi The Eye of Agamoto.

“Tentang Mama Papa yang nantinya akan meninggalkanku? Itu takdir mereka dan aku bisa apa? Jika mereka meninggal, maka aku yang harus kuat. Tidak, aku yang harus lebih kuat dari mereka. Aku tau yang dilalui Mama dan Papa sewaktu mereka masih muda. Aku juga lebih kuat tahu!” Aku mengepalkan kedua tanganku, tangan kananku mengarahkan ke depan sedangkan tangan kiriku di belakang. Sebuah perisai mistik muncul di depan tanganku.

“Aku tau lawanku adalah WAKTU tapi aku tidak senang jika harus punya lawan. Aku tidak suka bermusuhan. Masalahku di dunia jauh lebih penting daripada mencari musuh, dan niatku, aku akan menjadikan WAKTU sebagai temanku” Tiba-tiba perisai mistik yang tadinya berwarna oranye berubah menjadi hijau dan tubuhku dikelilingi oleh sebuah hologram bercahaya berwarna hijau yang sering aku lihat di film Dr. Strange.

“Aku tidak peduli jika di umur 23 aku belum mendapatkan pekerjaan tetap! Aku tidak peduli jika teman-teman seumuranku sudah mendapatkan pekerjaan tetap! Aku tidak peduli jika di umur 25 aku belum menikah! Aku tidak peduli jika teman-teman seumuranku sudah menikah! Aku tidak peduli jika di umur berapapun aku belum mendapatkan sesuatu seperti orang yang seumuran punya! Aku tidak peduli jika harus mati!” Badanku terangkat dan sekarang aku sejajar dengan tatapan mata Minotaur ini.

“Lagipula, kamu akan menemaniku, kan? kamu akan selalu bangga terhadap apapun yang aku kerjakan, kan?”

Jika yang kamu lakukan adalah untukku, maka kamu gak perlu khawatir lagi akan kecewa dan aku janji kamu tidak akan merasa lelah karena berbuat sesuatu untukku dan aku janji akan menemanimu di saat sepi maupun tidak. Aku selalu ada di sini. Tangannya menyentuh dadaku.

Aku tidak jauh-jauh. Aku selalu ada. Sedekat kamu dengan hatimu dan simpan baik-baik Agamoto dan ingat, Za. Pelan-pelan. Jalan sesuai waktumu, jalan sesuai kecepatanmu. Aku sudah merencakan sesuatu yang terbaik buat kamu.

“Terima kasih”. Aku melihat ke tangan kananku.

“Infinity Gauntlet” Sarung tangan emas dengan 6 batu Infinity terpasang di tangan kananku.

“Sampai jumpa”

Sampai jumpa, Za. Lalu aku menjentikkan jariku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar